Sepintas, jika membaca
judul di atas tentulah sahabat kompasianer akan menebak bahwa yang
dimaksud dengan sahabat terbaik adalah teman yang setia dikala duka dan
suka. Namun maksud tulisan ini bukanlah teman yang demikian. Sahabat
terbaik yang dimaksudkan pada tulisan ini adalah kepercayaan.
Berdasarkan pengalaman
kehidupan, banyak diantara kita yang menyepelekan sahabat terbaik ini,
sehingga ketika sewaktu-waktu kita sangat membutuhkannya, ia
meninggalkan kita.
Kepercayaan sebagai
sahabat terbaik sesungguhnya bermukim di hati setiap insan. Meski
sosoknya tidaklah berwujud, tapi keberadaannya dapat dirasakan.
Sebagai contoh, ketika
kita membuat janji dengan seseorang maka sesungguhnya kita tengah
mempertaruhkan sahabat terbaik kita. Bayangkan apa yang terjadi jika
kita mengingkarinya tanpa alasan yang dapat diterima. Kita dengan
se’enaknya saja mengingkari komitmen yang telah kita sepakati. Maka yang terjadi adalah hilangnya kepercayaan pihak lain terhadap kita. Orang tidak lagi percaya dengan apapun yang kita ucapkan.
Dalam pergaulan
sehari-haripun, kita tidaklah luput dari saling tolong menolong. Bisa
saja suatu ketika kita membutuhkan bantuan pinjaman sejumlah uang dari
teman atau sahabat untuk satu keperluan yang mendesak segera. Sebagai
teman atau sahabat yang baik, tentu saja ia dengan senang hati akan
membantu kesulitan keuangan yang melilit kita. Namun sesuatu yang buruk
akan terjadi dikemudian hari, ketika janji yang kita ucapkan untuk
melunasinya tidak mampu kita tunaikan. Kita akan kehilangan dua sahabat
terbaik sekaligus yaitu teman dan kepercayaan tanpa kita sadari dan kita telah membuat stigma negatif terhadap diri kita sendiri.
Sebelum semuanya terjadi, mari kita saling menjaga sahabat terbaik kita masing-masing yang bermukim pada sanubari terdalam kita.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar